Career Center Direktorat Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin (Unhas) berkolaborasi dengan UKM Protokoler Unhas menggelar Kelas Kari bertajuk "“From Members to Masters: Shaping the Future of Protocol". Kegiatan ini berlangsung di Aula LPPM Unhas, pada Minggu, (05/10/2025).
Melalui kegiatan ini, peserta diajak memahami lebih dalam mengenai dunia keprotokolan. Mulai dari etika dan tata cara protokol, hingga bagaimana membangun citra profesional di berbagai acara resmi. Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan non-akademik yang dibutuhkan di dunia kerja dan kepemimpinan.
Dalam sambutannya, Kepala Subdirektorat Penyiapan Karir, Burhan Kadir, S.S., M.A. menyebut kelas karir ini merupakan salah satu bentuk komitmen dalam menyiapkan mahasiswa agar memiliki keunggulan kompetitif dalam keterampilan profesional dan etika kerja.
"Kelas Karir ini bukan hanya tentang teori keprotokolan, tetapi tentang bagaimana kita membentuk sikap profesional, menghormati tatanan, dan membawa citra baik institusi," tuturnya.
Acara ini turut menghadirkan dua narasumber isnpiratif, yaitu Sekretaris LPPM Unhas, Prof. Ir. Suharman Hamzah, S.T., M.T., Ph.D (Eng), HSE, dan Sekretaris Departemen Hukum Acara Fakultas Hukum Unhas, Andi Muhammad Aswin Anas, S.H., M.H.
Sesi pertama menghadirkan Prof. Ir. Suharman Hamzah, S.T., M.T., Ph.D (Eng), HSE, yang membawakan materi dasar-dasar keprotokoleran. Ia menjelaskan bahwa keprotokolan merupakan bentuk penghormatan dan cerminan citra suatu lembaga.
"Pengaturan keprotokolan berimplikasi langsung terhadap citra pimpinan dan institusi. Dengan tata protokol yang baik, kegiatan akan berjalan tertib, aman, dan lancar," ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya memahami tata penghormatan kepada pejabat negara dan tokoh masyarakat dalam acara resmi. Hal tersebut menunjukkan penghargaan terhadap etika, kedisiplinan, dan aturan formal yang berlaku.
Memasuki sesi kedua, Andi Muhammad Aswin Anas, S.H., M.H. membahas topik Public Speaking dan Etika Komunikasi. Ia mengajak peserta memahami bahwa berbicara di depan umum bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga proses membangun kepercayaan dan kredibilitas diri.
"Public speaking adalah kemampuan meyakinkan siapa pun yang ada di hadapan kita," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kemampuan berbicara harus diimbangi dengan etika komunikasi yang baik. Etika, menurutnya, menjadi pondasi agar pesan dapat diterima tanpa menyinggung atau menimbulkan kesalahpahaman.
Dalam sesi ini, peserta diajak berdiskusi tentang tantangan umum dalam berbicara di depan umum. Dengan simulasi sederhana, peserta belajar cara membangun kepercayaan diri dan menyampaikan pesan secara efektif.